ratu

Sabtu, 22 Maret 2008

MUSEEE ABIEZZZ


MUSE

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari
Latar belakang
Asal Devon, England
Genre Rock alternatif
Rock progresif
Tahun aktif 1994–seakrang
Perusahaan rekaman Warner Bros. Records
Eastwest Records
Atlantic Records
Helium 3
Situs web MUSE.mu
Anggota
Matthew Bellamy
Chris Wolstenholme
Dominic Howard

MUSE adalah grup musik Inggris yang memiliki jenis musik yang menggabungkan berbagai aliran musik. MUSE memadukan aliran klasik, modern, dan bahkan latin pada lagu-lagu mereka. Band ini dibentuk di Devon pada tahun 1994. Anggota band terdiri dari tiga orang: Matthew Bellamy (vokalis, gitaris, pianis), Dominic Howard (drummer), dan Chris Wolstenholme (bassis). Setelah peluncuran album mereka yang keempat, Morgan Nicholls dan Dan the Trumpet Man juga sering tampil dalam konser MUSE, sebagai keyboardis dan backing vokal dan untuk Dan the Trumpet Man tampil sebagai peniup terompet untuk lagu knights of cydonia dan seterusnya.

posted by princez at 02.40 3 comments

Rabu, 12 Maret 2008

Punk Kontroversi

I. Sekilas Pandang Jaringan Anti Otoritarian

Jaringan anti otoritarian pada awalnya dibentuk dari jaringan antar individu yang bersepakat untuk tetap berkomunikasi pasca “Street Art Festival” di Jakarta yang diadakan dalam rangka mengenang aksi di Seattle sekitar tahun 2004 yang berakhir dengan pembubaran event itu oleh preman-preman sewaan Pemda. Pembubaran itu samasekali tidak mendapat “tanggapan” dari “panitia” “Street Art” dan mengakibatkan terusirnya partisipan luar Jakarta. Aktivitas ini digagas (atau setidaknya begitulah yang tercantum pada “surat edaran” mereka) oleh Institute Global Justice, kelompok Taring Padi, Yogyakarta dan sebuah kelompok dari Surabaya (saya lupa namanya). Dari “kekacauan” seperti inilah lantas jaringan anti otoritarian terbentuk dengan “memusatkan” diri di Jakarta, dimana sebelumnya telah terbentuk jaringan anarkis; Jakarta Anarchist Resistance (selanjutnya disebut JAR). Pasca “Street Art”, JAR-lah yang kemudian bertransformasi menjadi “pusat” jaringan anti otoritarian. Dari sekian lama komunikasi antar individu yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, maka mereka memutuskan untuk menunjukkan keberadaan mereka melalui momen mayday.

Di Yogyakarta sendiri, jaringan anti otoritarian memiliki organnya yang berdiri sendiri; Affinitas dan Taring Padi. Affinitas berafiliasi dengan Food Not Bomb (selanjutnya disebut FNB) yang biasanya tiap beberapa bulan sekali membuka dapur umum yang membagikan makanan gratis untuk semua orang[1]. Kebanyakan individu-individu di dalam Affinitas adalah berlatar-belakang mahasiswa atau bekas mahasiswa yang tadinya tergabung dalam kelompok-kelompok aksi mahasiswa (kiri) yang lebih cenderung “berpedoman” pada Marxisme-Leninisme. Pada aksi mayday bulan mei lalu, berbagai organ anarkis tumpah di Jakarta tapi ada juga beberapa daerah yang “memiliki” organ anarkis tidak ikut ke Jakarta tapi mereka beraksi di daerahnya sendiri. Tetapi aksi itu sendiri merupakan momen tersendiri untuk bertemu muka lagi dan menegaskan kembali keberadaan mereka, hal ini bisa dilihat dari dari graffiti yang mereka buat pada saat aksi mayday (foto terlampir). Satu hal menarik yang saya perhatikan; style. Beberapa dari mereka terlihat seperti punk tetapi dalam berbagai percakapan mereka tidak mengidentifikasikan diri mereka sebagai punk. Selanjutnya saya akan mencoba membandingkan model aksi dan style antara punk (yang kebetulan juga melakukan aksi pada saat yang sama di tempat yang sama dan di barisan yang sama) dengan partisan dari jaringan anti otoritarian
posted by princez at 00.23 10 comments

Jumat, 07 Maret 2008

warna

warna indah dari pelangi, adalah karna 7 rupa yang diciptakan seperti 7 keajaiban dunia.
posted by princez at 01.29 2 comments